كلية الحقوق

Pengaruh Paparan Bising pada Proses Penggilingan terhadap Terjadinya Gangguan Pendengaran pada Pekerja Pertambangan Emas Skala Kecil di Kecamatan Sekotong

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan observasional untuk menilai pengaruh paparan bising selama proses penggilingan terhadap gangguan pendengaran pada pekerja di pertambangan emas skala kecil di Kecamatan Sekotong. Sampel penelitian terdiri dari 100 pekerja yang dipilih secara purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara, pengukuran tingkat kebisingan dengan sound level meter, serta pemeriksaan audiometri untuk menilai fungsi pendengaran pekerja.

Paparan bising diukur pada berbagai titik kerja selama proses penggilingan bijih emas. Pemeriksaan audiometri dilakukan untuk menilai ambang pendengaran pekerja pada berbagai frekuensi, termasuk 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, dan 4000 Hz. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji chi-square untuk melihat hubungan antara tingkat kebisingan dan gangguan pendengaran.

Hasil Penelitian Kedokteran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebisingan di lokasi penggilingan bijih emas di Kecamatan Sekotong rata-rata mencapai 95-105 dB, jauh di atas ambang batas yang disarankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 85 dB. Sebanyak 70% pekerja yang terpapar bising mengalami gangguan pendengaran, terutama pada frekuensi tinggi (4000 Hz).

Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa durasi paparan bising juga berpengaruh signifikan terhadap tingkat gangguan pendengaran. Pekerja yang terpapar bising selama lebih dari 8 jam sehari memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan pendengaran dibandingkan dengan mereka yang bekerja dalam durasi yang lebih singkat. Hasil ini menegaskan pentingnya pengendalian paparan bising di tempat kerja.

Peran Penting Kedokteran dalam Peningkatan Kesehatan

Dalam konteks pencegahan gangguan pendengaran akibat bising di tempat kerja, kedokteran kerja memiliki peran penting dalam memberikan edukasi kepada pekerja dan pengusaha tentang bahaya paparan bising. Pemeriksaan kesehatan berkala, termasuk pemeriksaan audiometri, perlu dilakukan secara rutin untuk mendeteksi gangguan pendengaran sejak dini.

Selain itu, dokter dan tenaga kesehatan kerja dapat memberikan rekomendasi terkait penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti earplug atau earmuff untuk mengurangi paparan bising. Edukasi tentang pentingnya penggunaan APD harus menjadi bagian dari program kesehatan kerja yang berkelanjutan di sektor pertambangan.

Diskusi

Diskusi dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gangguan pendengaran akibat paparan bising merupakan masalah kesehatan yang serius di industri pertambangan skala kecil. Proses penggilingan bijih emas menghasilkan tingkat kebisingan yang sangat tinggi, yang dapat merusak struktur koklea di telinga dalam jika paparan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Selain itu, faktor lain seperti usia, riwayat pekerjaan sebelumnya, dan penggunaan APD juga memengaruhi risiko gangguan pendengaran. Pekerja yang lebih tua atau memiliki riwayat pekerjaan di lingkungan bising sebelumnya cenderung lebih rentan terhadap gangguan pendengaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendekatan komprehensif untuk mencegah gangguan pendengaran di tempat kerja.

Implikasi Kedokteran

Implikasi kedokteran dari penelitian ini mencakup perlunya program kesehatan kerja yang lebih fokus pada pencegahan gangguan pendengaran akibat bising. Pemeriksaan kesehatan kerja, termasuk pemeriksaan audiometri, harus dilakukan secara rutin untuk memantau kondisi pendengaran pekerja.

Selain itu, dokter kerja perlu memberikan edukasi kepada pekerja tentang cara melindungi pendengaran mereka di lingkungan kerja yang bising. Penerapan kebijakan pengendalian bising, seperti pemasangan peredam suara dan pengurangan durasi kerja di area bising, juga harus menjadi bagian dari strategi pencegahan yang direkomendasikan oleh tenaga medis.

Interaksi Obat

Dalam beberapa kasus, pekerja yang mengalami gangguan pendengaran mungkin memerlukan pengobatan untuk mengatasi gejala yang muncul, seperti tinnitus atau vertigo. Namun, dokter harus memperhatikan interaksi obat yang dapat memengaruhi pendengaran. Beberapa obat ototoksik, seperti aminoglikosida dan diuretik, dapat memperburuk gangguan pendengaran jika tidak digunakan dengan hati-hati.

Oleh karena itu, penting bagi dokter untuk memantau penggunaan obat pada pasien dengan gangguan pendengaran dan memberikan rekomendasi pengobatan yang aman. Selain itu, tenaga medis juga perlu memberikan panduan kepada pekerja tentang efek samping obat yang dapat memengaruhi pendengaran.

Pengaruh Kesehatan

Gangguan pendengaran akibat paparan bising memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup pekerja. Selain memengaruhi kemampuan komunikasi, gangguan pendengaran juga dapat meningkatkan risiko kecelakaan kerja karena pekerja mungkin tidak dapat mendengar peringatan bahaya di lingkungan kerja.

Dalam jangka panjang, gangguan pendengaran dapat memengaruhi kesehatan mental dan sosial pekerja, seperti meningkatkan risiko depresi, isolasi sosial, dan penurunan produktivitas. Oleh karena itu, pencegahan gangguan pendengaran harus menjadi prioritas dalam program kesehatan kerja di sektor pertambangan.

Tantangan dan Solusi dalam Praktik Kedokteran Modern

Salah satu tantangan utama dalam praktik kedokteran modern adalah meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan gangguan pendengaran di tempat kerja. Banyak pekerja yang masih mengabaikan penggunaan APD karena kurangnya pengetahuan atau kenyamanan saat menggunakan alat tersebut.

Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan edukasi kesehatan kerja melalui kampanye dan pelatihan yang berfokus pada pentingnya melindungi pendengaran. Selain itu, pengusaha di sektor pertambangan harus didorong untuk mengadopsi teknologi yang dapat mengurangi tingkat kebisingan di tempat kerja, seperti penggunaan mesin dengan peredam suara.

Masa Depan Kedokteran: Antara Harapan dan Kenyataan

Masa depan kedokteran dalam konteks pencegahan gangguan pendengaran diharapkan dapat memberikan solusi yang lebih efektif melalui penggunaan teknologi modern. Misalnya, penggunaan perangkat wearable yang dapat memantau tingkat kebisingan secara real-time dan memberikan peringatan kepada pekerja jika tingkat kebisingan melebihi ambang batas.

Namun, kenyataannya, tantangan dalam hal pemerataan akses layanan kesehatan kerja masih ada. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama antara pemerintah, tenaga medis, dan pengusaha untuk memastikan bahwa semua pekerja, termasuk di daerah terpencil seperti Kecamatan Sekotong, memiliki akses terhadap program kesehatan kerja yang berkualitas.

Kesimpulan

Penelitian ini menegaskan bahwa paparan bising pada proses penggilingan bijih emas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap terjadinya gangguan pendengaran pada pekerja di Kecamatan Sekotong. Gangguan pendengaran akibat bising dapat dicegah melalui penggunaan APD, pemeriksaan kesehatan kerja rutin, dan pengendalian tingkat kebisingan di tempat kerja.

Peran kedokteran dalam pencegahan gangguan pendengaran sangat penting, terutama melalui edukasi dan pemantauan kesehatan pekerja. Masa depan kedokteran diharapkan dapat memberikan solusi yang lebih baik untuk melindungi pendengaran pekerja, tetapi tantangan dalam pemerataan akses layanan kesehatan kerja harus terus diatasi.

slot online situs gacor situs toto situs togel bento4d togel slot bento4d login toto slot login toto slot login toto slot login toto slot terbaru situs slot terbaik toto slot resmi